
Manokwari, Papuabaratoke.com – 32 Casis Asal Raja Ampat Gugur. Ketua Fraksi Otsus DPR Papua Barat Yan Yoteni, mempertanyakan alasan gugurnya atau ketidak lulusan 32 putra/putri daerah asal Kabupaten Raja Ampat yang pada pengumuman tahap awal administrasi penerimaan Panda Calon Siswa (Casis) Bintara Polri T.A 2018.
“Coba dijelaskan secara transparan kepada publik mengapa 32 nama Casis asal Raja Ampat itu tidak lulus tahapan pertama??,” cetus Yan Yoteni kepada Papuabaratoke.com, Kamis (19/4/2018).
Menurut Yoteni dalam hal mekanisme penetapan awal, cenderung tak adanya keberpihakan. Dan hal ini kata dia, sangat disayangkan dan tak sejalan dengan janji Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Drs Rudolf Alberth Rodja tentang kuota 80 persen putra asli daerah dan 20 persen umum.
Menurutnya, pernyataan keberpihakan kepada putra-putri daerah sulit ditetapkan pada hasil akhir penerimaan Casis Bintara Polri T.A 2018 dan hanya sebatas pernyataan saja.
“Kapolda sudah rutin sosialisasikan jauh hari kuota 80:20 keberpihakan dan akan memperjuangkan putra-putri asal papua jadi tuan di negeri sendiri, apakah itu bisa pada tahun ini??,” tanya Yoteni.
Senada, selaku Dewan Adat Raja Ampat Ketua Dewan Adat Raja Ampat Mananwir Paul Finsen Mayor,S.IP juga angkat bicara soal penerimaan Casis Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Pasalnya, proses penerimaan atau perekrutan casis tersebut tak berpihak kepada orang asli Papua (OAP) dan tidak transparan.
“Banyak anak-anak asli Papua yang tidak lolos tes polisi di Waisai dan kami sangat sesali. Hal ini tidak diperhatikan oleh panitia di Polres Raja Ampat,” tuding Mananwir Mayor.
Menurutnya, hal ini jangan dianggap sepeleh, karena ini bagian dari amanat atau perintah Negara yang wajib hukumnya dijalankan oleh seluruh pihak di bangsa ini secara transparan.

Dan bukan untuk menjatuhkan mental putra-putri daerah asal papua lain yang mulai gugup atas ketidak lulusan 32 nama putra-putri asal papua dari Kabupaten Raja Ampat.
“Dewan Adat Raja Ampat mengingatkan Panitia Test Casis di Raja Ampat agar menghargai Hak kekhususan yang dimiliki oleh OAP. Sebenarnya Pihak Kepolisian harus bangga kali ini banyak anak-anak adat Papua yang tertarik masuk Polisi,” tegas Paul Fincen Mayor.
Untuk itu, sebagai dewan adat dirinya mempertanyakan hal tersebut, kenapa harus 32 nama tersebut tak diloloskan. Padahal diketahui, Fisik serta Jasmani rohani ke 32 nama calon siswa (casis) sangat baik.
“Kami minta segera ditinjau kembali dan direkrut kembali anak-anak kami yang tidak lolos itu dan harus priotaskan anak asli papua dan porsi-nya juga harus besar. Selain itu, Dewan adat Mendesak Polres Raja Ampat untuk mengakomodir anak asli Papua jangan paksa keadaan untuk mengakomodir yang lain sembari tidak mengakomodir anak anak adat. Sebab mereka harus menjadi Tuan di Negerinya sendiri,” tandanya.