Papuabaratoke.com – Agrowisata kebun jeruk di SP1 mendadak ramai dikunjungi warga pasca dibuka dua minggu lalu. Tiket masuk murah, bisa petik sendiri, harga per kilo jeruk hanya Rp.13.000, dan bisa berselfi ria gratis menjadi nilai jual yang ditawarkan pemiliknya, Kamalluddin atau yang akrab disapa Kemal.
Anak muda kelahiran Warmare itu hanya memerlukan waktu 1 hari untuk mengkonsep kebun jeruk itu menjadi agrowisata kebun jeruk petik sendiri yang kini menjadi satu satunya yang ada di Manokwari.
Kepada wartawan di lahan kebun miliknya, dia mengaku bahwa agrowisata serupa belum ada di Manokwari, sementara potensi lahan perkebunan di dataran Prafi sangat potensial.
Dia yang awalnya mengelola kebun itu hanya sebagai penjual bibit, lalu berfikir untuk membuka agrowisata family panen jeruk itu.
“Saya hanya membutuhkan waktu satu hari. Hanya membuat plang, menyiapkan isi lahan dan kemudian saya buka. Pengunjung langsung mulai berdatangan,” ujarnya.
Dia lalu memasarkan usaha itu melalui Fanpage Facebook dan mendapat respon baik.
“Awal kita buka setiap hari ada pengunjung. Namun melihat stok jeruk yang matang menipis, jadi minggu ini kita batasi hanya buka sabtu dan minggu,” ujar pria tamatan SD Inpres SP 1 itu.
Baru baru ini kata dia, usahanya itu dipakai acara ulang tahun, lalu minggu kemarin dipakai sejumlah mahasiswa untuk kemping sehari. Dari data pengujung sejak dibuka hingga kini, sudah mencapai 150 an pengujung per hari.
Inspirasi agrowisata itu dia dapat dari beberapa traveling yang dia lakukan selama ini. Di dataran Prafi, tak hanya kebun jeruk yang bisa dikelola sebagai agrowosata, potensi buah dan sayuran lain pun banyak dan bisa menghasilkan pundi pundi rejeki.
“Kuncinya hanya tiga. Yang pertama jangan pernah malu menjadi petani. Kedua, jadilah petani yang kreatif dan yang ketiga suport sistem,” pesan Pria lulusan S1 Al Azhar Cairo Mesir itu. [Njo/PBOKe04]