Papuabaratoke.com – Pemandangan indah terpancar saat pimpinan daerah mulai dari Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat beserta istri, Bupati dan Wakil Bupati Manokwari beserta istri hadir dalam acara syukuran Hut Pattimura yang berlangsung di Pantai BLK Manokwari, Sabtu (22/5) siang tadi.
Para pucuk pimpinan beserta first lady mereka itu hadir ditengah ribuan warga Maluku atas ucapan syukur hari pahlawan Pattimura sekaligus pelantikan Kerukunan Keluarga Ambon Maluku Tengah (KKAMT) yang dinahkodai Romer Tapilatu SE.
Ribuan warga yang memadati lokasi kegiatan ditambah pucuk pimpinan dan sejumlah Forkopimda menjadikan bukti bahwa kerukuran keluarga Ambon kuat dan erat di Manokwari.
Perlu diketahui, masyarakat maluku merupakan penduduk lama di Manokwadi yang sudah berdomisili sejak pendudukan Belanda di tanah Papua.
Awalnya masyarakat maluku datang ke Papua menjadi penginjil, guru dan juga Tentar. Generasi selanjutnya, mereka bergerak di segala bidang kehidupan di Manokwari dan Papua umumnya.
Orang Maluku juga sudah lama membaur dan menjadi bagian dari keturunan anak Papua akibat perkawinan generasi ke generasi.
Jangan kaget bahwa isteri dari Gubernur Papua Barat adalah keturunan Maluku, Wakil Gubernur juga berdarah Maluku dan isteri dari Bupati Hermus Indou juga memiliki hubungan darah Maluku. Jadi, kehadiran mereka bak ajang kumpul warga Manokwari berdarah Maluku.
“Warga Maluku adalah bagian tak terpisahkan dari Manokwari,” ujar Bupati Hermus, dalam sambutannya.
Kehadiran orang nomor satu di Papua Barat dan juga menjadi bukti harmonisnya relasi masyarakat maluku dengan figur Gubernur dan Bupati Manokwari.
“Maluku dan tanah Papua tak terpisahkan. Sejarah mencatat bahwa agama masuk ke Papua tidak terlepas dari masyarakat Maluku, baik bagi agama Kristen di mulai dari Mansinam demikian juga agama Islam di bagian selatan Papua Barat,” sambung Gubernur Mandacan yang juga memberikan sambutan dan acara tersebut.
Selain pejabat penting, penyanyi ternama, Edo Kondologit, juga hadir dalam acar itu. Lantunan suar emas yang menggetarkan hati dengan berjudul “dibawah tiang bendera” tambah menyemarakan acara yang juga ada tradisi makan patitia itu.
Mereka mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan itu dengan goyoang poco poco dimana gubernur dan wakil gubernur serta bupati juga ikut serta bergoyang.
(PIM/01)