• Baranda
  • Papua Barat
  • Kabupaten/ Kota
    • Kab. Manokwari
    • Kab. Tel. Bintuni
    • Kab. Mansel
    • Kab. Pg. Arfak
    • Kota Sorong
    • Kab. Sorong
    • Kab. SorSel
    • Kab. Fakfak
    • Kab. Kaimana
    • Kab. Raja Ampat
    • Kab. Tel. Wondama
    • Kab. Tambrauw
    • Kab. Maybrat
  • Lain-lain
    • EkBis
    • HuKrim
    • Politik
    • Example Post
      • Example Category
    • Random News
PapuaBaratOKe.Com
Advertisement
  • Baranda
  • Papua Barat
  • Kabupaten/ Kota
    • Kab. Manokwari
    • Kab. Tel. Bintuni
    • Kab. Mansel
    • Kab. Pg. Arfak
    • Kota Sorong
    • Kab. Sorong
    • Kab. SorSel
    • Kab. Fakfak
    • Kab. Kaimana
    • Kab. Raja Ampat
    • Kab. Tel. Wondama
    • Kab. Tambrauw
    • Kab. Maybrat
  • Lain-lain
    • EkBis
    • HuKrim
    • Politik
    • Example Post
      • Example Category
    • Random News
No Result
View All Result
  • Baranda
  • Papua Barat
  • Kabupaten/ Kota
    • Kab. Manokwari
    • Kab. Tel. Bintuni
    • Kab. Mansel
    • Kab. Pg. Arfak
    • Kota Sorong
    • Kab. Sorong
    • Kab. SorSel
    • Kab. Fakfak
    • Kab. Kaimana
    • Kab. Raja Ampat
    • Kab. Tel. Wondama
    • Kab. Tambrauw
    • Kab. Maybrat
  • Lain-lain
    • EkBis
    • HuKrim
    • Politik
    • Example Post
      • Example Category
    • Random News
No Result
View All Result
PapuaBaratOKe.Com
No Result
View All Result
Home Manokwari

Ketua AMA-PB: Apa Sesungguhnya Makna Bintang Kejora bagi Orang Asli Papua

Redaksi PB OKe by Redaksi PB OKe
Februari 5, 2018
in Manokwari
0
Makna Bintang Kejora

Ketua Aliansi Masyarakat Adat Provinsi Papua Barat (AMA - PB), Napoleon Fakdawer. Dok. Pribadi. (Foto: Clemens Mandacan/PBOKe)

14
SHARES
73
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Makna Bintang Kejora
Makna Bintang Kejora – Ketua Aliansi Masyarakat Adat Provinsi Papua Barat (AMA – PB), Napoleon Fakdawer. Dok. Pribadi. (Foto: Clemens Mandacan/PBOKe)
Manokwari, Papuabaratoke.com – Makna Bintang Kejora.  Ketua Aliansi Masyarakat Adat Provinsi Papua Barat (AM-PB), Napoleon Fakdawer menyatakan, harus ada penegasan yang mengatur tentang makna bintang kejora bagi orang asli Papua.

“Apakah makna bintang kejora yang sering diwujudkan dalam berbagai atribut, seperti baju kaos, noken, tas, perhiasan, dan lainnya. Adalah pemaknaan akan simbol budaya atau justru ini adalah simbol politik yang menunjukan perlawanan terhadap negara,” kata Napoleon, Senin (5/2/2018).

Pernyataan Napoleon ini menyikapi insiden kecil – terkait penyitaan sejumlah atribut yang bermotifkan bendara bintang kejora oleh aparat keamanan di areal pelabuhan dari tangan beberapa warga yang hendak berkunjung ke Pulau Mansinam sesaat sebelum mengikuti HUT Pekajaran Injil ke 163 tahun.

“Ada dua permasalahan mendasar terkait penggunaan simbol bintang kejora oleh masyarakat. Apakah simbol ini digunakan dalam konteks budaya seperti yang termaktub di dalam UU Otsus. Ataukah ini bagian dari pemaknaan sebagai simbol Papua Merdeka. Ini harus jelas,” katanya.

Selama ini, kata Napoleon, penggunaan simbol tersebut dalam berbagai wujud memicu, bahkan menimbulkan gesekan antara masyarakat dan aparat keamanan. Yang tak jarang menimbulkan gangguan kamtibmas.

“Ini masalah serius yang harus disikapi oleh Majelis Rakyat Papua Barat, juga fraksi Otsus dan kalangan akademisi. Mereka harus mainkan peran yang lebih dalam konteks penggunaan simbol tersebut,” ujar dia.
Dua pihak tadi yang disebutkan Napoleon. Dinilai paling ber-tanggung jawab, karena dari sisi politik dan budaya, dua pihak tersebut merupakan pengewejantahan representasi orang asli Papua dalam lembaga pemerintahan.

“Fraksi Otsus dan MRPB harus mampu memberikan penjelasan kepada masyarakat dan pihak kemanan tentang makna dari simbol bintang kejora, harus jelas. Kita jangan salah kaprah. Apakah simbol ini adalah bentuk perlawanan terhadap pemerintah, atau ini simbol budaya,” tandasnya.

Baca Juga:  Ketua PHBI Jamin Penyebaran Hewan Qurban Merata

Napoleon menyarakan, perlu dibuatkan aturan tentang penggunaan simbol-simbol budaya, dengan tetap merujuk pada Undang Undang Otonomi khusus. Sebab, simbol ini diatur di dalam UU Otsus.

“Harus ada penjelasan, kalau di larang, jelas dilarang. Karena sampai saat ini masih bebas dijual, dan ini ada manfaat ekonomi yang bisa dipetik oleh masyarakat,” tuturnya.

Pendefinisian akan penggunaan simbol bintang kejora sangat substansi untuk mendapat ketegasan. “Kita tidak cari kambing hitam tetapi kita ingin masyarakat hidup tentram. Bagaimanapun kita masih ada dalam bingkai NKRI sehingga masyarakat wajib menjaga keamanan dan ketertiban. Kita tidak usah takut untuk perjelas masalah ini,” pungkasnya.

Penulis : Razid Fatahuddin

Tags: HUT Pekajaran Injil ke 163 tahunKetua Aliansi Masyarakat Adat Provinsi Papua Barat (AM-PB)Makna Bintang KejoraNapoleon Fakdawer
Previous Post

HUT PI ke-163 MRP Papua-Papua Barat Nyatakan Sikap Bangun Tanah Papua

Next Post

HUT PI ke-163 Tahun Penuh Pesan Khidmat

Redaksi PB OKe

Redaksi PB OKe

Next Post
Penuh Pesan Khidmat

HUT PI ke-163 Tahun Penuh Pesan Khidmat

Loading...

Ads

PapuaBaratOKe.Com

Copyright 2017 - 2021 PT. PBOKE ANUGERAH SEJAHTERA. All rights reserved.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Pedoman Pemberitaan Media siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Baranda
  • Papua Barat
  • Kabupaten/ Kota
    • Kab. Manokwari
    • Kab. Tel. Bintuni
    • Kab. Mansel
    • Kab. Pg. Arfak
    • Kota Sorong
    • Kab. Sorong
    • Kab. SorSel
    • Kab. Fakfak
    • Kab. Kaimana
    • Kab. Raja Ampat
    • Kab. Tel. Wondama
    • Kab. Tambrauw
    • Kab. Maybrat
  • Lain-lain
    • EkBis
    • HuKrim
    • Politik
    • Example Post
      • Example Category
    • Random News

Copyright 2017 - 2021 PT. PBOKE ANUGERAH SEJAHTERA. All rights reserved.

Papuabaratoke.com
error: Content is protected !!